Sebuah postingan netizen atas nama akun @Randa Noah Bramiko tiba-tiba viral di media umum Facebook.
Ia memposting 5 buah foto di laman facebooknya, Senin ( 5/2/2018), dari Manado Tua, Sulawesi Utara,.
Dalam hitungan sehari, postingannya sudah dilike 70 ribu netizen dan dibagikan 17 ribu kali.
Foto itu menunjukkan suasana di bandara, di dalam pesawat, dan bersujud syukur.
Caption fotonya pun menggugah hati ribuan netizen.
Randa Noah Bramiko menceritakan kisah yang mencekam selama penerbangan di dalam pesawat Nam Air 603 dari Sorong menuju Manado, Senin ( 5/2/2018).
Saat mendekati Kota Manado cuaca dalam kondisi ekstrem.
Saat pesawat memasuki awan gelap yang tebal, terjadi hujan dan kilat gemuruh.
Hanya Dalam hitungan detik pesawat mengalami gangguan keseimbangan sehingga terjadi manuver-manuver (naik-turun-kanan-kiri) yang menciptakan suasana ketika itu mencekam.
Suara teriakan, tangisan, doa sampai kepanikan yang luar biasa berlangsung hampir 38 menit.
"Saat itu saya memeluk erat istri yang duduk di samping saya dan kami menangis, berdoa meminta sumbangan memanggil nama Allah dan berdoa 'penyerahan' sebab ketika itu di pikiran kami, bahwa dongeng hidup akan berakhir hari ini, pada tanggal 5 Februari 2018," tulis Randa Noah Bramiko.
Menurutnya, Allah mendengar semua doa dan teriakan minta tolong penumpang sehingga 'mujizat dan kemenangan' terjadi.
Pilot dapat membawa penumpang landing dengan selamat di Bandara Samratulangi.
"Saat itu euforia teriakan penumpang bergemuruh dengan ucapan syukur sambil berpelukan satu sama lain. Euforia yang selamat dari liang kubur kematian," tulisnya lagi.
Ia menjelaskan, sesudah itu semua penumpang mulai turun dan pesawat sudah mulai dalam keadaan kosong.
Yang tersisa hanya mereka sekeluarga, pramugari Rara dan Ratih yang ketika itu mengajak kami berfoto dan mengucap syukur. Dan juga ada 5 penumpang yang harus melanjutkan penerbangan ke Ternate.
"Saat kami mulai jalan keluar dari pesawat, kemudian kami melihat Ibu Wanda yang masih shock menangis dengan anak bayi yang di gendongnya. Saat itu kami tidak tega melihat kondisinya sehingga kami menawarkannya untuk pulang bersama kami dan akan membelikan tiket untuk pulang ke Ternate di ketika keadaan cuaca sudah baik," terangnya.
"........Saya menulis kesaksian ini dengan ucapan syukur dan masih dalam keadaan yg menangis haru oleh karna kemurahan Allah sehingga kami masih dapat HIDUP.
Tangan ini gemetar menulis setiap insiden yang kami alami dalam penerbangan pesawat kami 'NAM AIR 603' dari sorong menuju manado.
Kejadian itu berawal ketika kami sudah mendekati kota manado yg hari ini tgl 05 februari 2018 sedang dalam kondisi cuaca hujan yg extrem dari pagi sampai malam.
Pesawat kami memasuki awan gelap yang tebal kemudian hujan dengan kilat gemuruhnya. Hanya Dalam hitungan detik pesawat kami mengalami gangguan keseimbangan sehingga terjadi manuver-manuver (naik-turun-kanan-kiri) yg menciptakan suasana ketika itu mencekam.
Dengan bunyi teriakan, tangisan, doa sampai kepanikan yg luar biasa berlangsung hampir 38 menit.
Saat itu sy memeluk erat istri yg duduk disamping saya dan kami menangis berdoa meminta sumbangan memanggil nama Allah YESUS dan berdoa 'Penyerahan' karna ketika itu dipikiran kami bahwa dongeng hidup kami akan berakhir hari ini pada tanggal 5 februari 2018.
Tetapi Allah YESUS tidak membisu mendengar semua doa dan teriakan minta tolong kami sehingga 'Mujizat dan Kemenangan' kami alami dan terjadi. Yang akibatnya Pilot kami dapat membawa kami landing dengan selamat di bandara Samratulangi.
Saat itu Euforia teriakan penumpang bergemuruh dengan ucapan syukur 'Haleluyah' 'Haleluyah' seru kami sambil berpelukan satu sama lain.
Euforia yg selamat dari liang kubur kematian. Setelah itu semua penumpang mulai turun dan pesawat sudah mulai dalam keadaan kosong, hanya tersisa kami dan pramugari 'Rara' dan Ratih yg ketika itu mengajak kami berfoto dan mengucap syukur.
Dan juga ada 5 penumpang yang harus melanjutkan penerbangan ke Ternate.
Saat kami mulai jalan keluar dari pesawat kemudian kami melihat Ibu 'Wanda' yg masih shock menangis dengan anak bayi yg di gendongya. Saat itu kami tidak tega melihat kondisinya sehingga kami menawarkannya untuk pulang bersama kami dan akan membelikan tiket untuk pulang ke ternate jika keadaan cuaca sudah baik.
Terima kasih dewa YESUS dan tentunya kami juga sangat berterimakasih kepada Crew, Pilot and Pramugari NAM AIR 603 oleh karna dedikasi, pelayanan dan pengalaman mereka pesawat dapat landing dengan baik dan selamat......