PAMEKASAN – Sekitar 90 siswi dan santriwati dari 3 sekolah di Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan, Minggu (11/2/2018) mengalami pusing dan sesak nafas sesudah mendapat suntikan vaksin difteri.
Tiga forum pendidikan itu ialah MTs Al Falah dan Sekolah Menengan Atas Al Falah di Desa Sumber Gayam, kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan, Madura, serta MTs Hidayatul Mubtabiin, Desa Pancoran Barat, Kecamatan Kadur, Pamekasan.
Sehari sebelumnya, para santriwati itu menjalani imunisasi difteri yang dilakukan petugas puskesmas Kadur.
Imunisasi itu digelar di sekolah sekitar pukul 08.30 WIB. Namun keluhan sesak nafas dan pusing gres dirasakan malamnya. Beberapa bahkan dirawat di Puskesmas Kadur.
Namun sebab jumlah siswi mengalami keluhan serupa membludak, sementara Puskemas Kadur tidak bisa menampung mereka yang terus berdatangan, petugas terpaksa membawa korban ke Puskesmas Lararangan, Puskesmas Talang, Puskesmas Bulai Galis dan sebagian dirujuk ke RSUD Slamet Martodirjo, Pamekasan.
Sampai siang tadi, sekitar pukul 13.30, jumlah korban tertus berdatangan.
Sebagian dari mereka bahkan hingga dibawa ke musala yang terletak di halaman rumah Moh Syaiful, anggota DPRD Pamekasan dan ditidurkan di lantai dengan beralaskan karpet.
Sedang untuk penyanggah botol infus, memakai tali rafia yang dibentangkan di dalam musalla.
Begitu juga penanganan korban di Puskesmas Larangan.
Lantaran ruang rawat dan kawasan tidur yang tidak memadai itu, maka terpaksa beberapa korban ditidurkan di lantai di sejumlah ruangan dengan hanya beralaskan tikar.
Suasana kegaduhan orang bau tanah dan keluarga yang tiba ke Puskesmas Kadur dan Puskesmas Larangan tidak terhindarkan.
Beberapa ibu terlihat histeris dan hilir mudik, sembari memanggil-manggil perawat agar segera memberi penanganan kepada anak-anaknya.
Namun sebab jumlah petugas di puskesmas terbatas, sementara korban terus bertambah, maka kondisi ini menciptakan panik orang tua.
“Tolong panggilkan perawat ke sini, anak saya sesak nafas butuh pertolongan secepatnya,” kata seorang perempuan tergopoh-gopoh menemui petugas medis Puskesmas Larangan.
Tidak hanya petugas medis yang dibentuk kebingungan dengan membludaknya korban ini, sejumlah pegawapemerintah Tentara Nasional Indonesia berpakaian dinas dan preman, termasuk pegawapemerintah Polres Pamekasan ikut membantu menggotong badan korban dari ambulan menuju ruangan puskesmas.
Begitu juga Camat Kadur, Amirussaleh, yang meninjau ke Puskesmas Kadur, terlihat tegang.
Beberapa kali ia menemui keluarga korban menanyakan kondisi anaknya. Kemudian koordinasi dengan pegawapemerintah kepolisian dan koramil.
Sebanyak lima unit kendaraan beroda empat ambulan dikerahkan untuk mengangkut korban, untuk dirawat ke beberapa puskesmas dan rumah sakit. Ketika ambulan tiba ke puskesmas dengan bunyi sirene yang meraung-raung menurunkan korban dan sebaliknya, sejumlah warga berebut mendekat untuk menggotong.
Kepala Sekolah Menengan Atas Al Falah, Ponpes Sumber Gayam, Mohammad Jazuli, yang ikut mengantar siswanya ke Puskesmas Kadur, mengatakan, seluruh santri dan siswi MTs dan Sekolah Menengan Atas Al Falah mendapat suntikan untuk imunisasi difteri dari petugas Puskesmas Kadur, pada Sabtu (10/2/2018) pagi.
Namun pada malam harinya, sebagian dari siswa yang mondok itu mulai mencicipi dampak vaksin difteri. Mereka mengaku kepalanya pusing, sesak nafas mual. Karena kondisinya tidak memungkinkan, maka dibawa ke Puskesmas Kadur untuk mendapat penanganan.
Nanun esok harinya, Minggu (11/2/2018), sebagian dari mereka pulang, sebagian sudah dipulangkan.
Sehingga siswi lain yang tidak apa-apa tetap masuk sekolah ibarat biasa. Hanya saja beberapa siswa kembali mengalami hal serupa yang disusul siswa lainnya.
“Sebetulnya kegiatan untuk pinjaman vaksin difteri ini akan dilakukan Senin (12/2/2018), besok. Tapi kenapa tanpa pemberitahuan sebelumnya kepada kami, jadwalnya dimajukan pada Sabtu kemarin.
Dan sebagian besar dari siswi yang mendapat suntikan ini belum sarapan,” ungkap Jazuli.