Geram Tanggapi Protes Warga, Petugas Bongkar Sendiri Penyebab E-Ktp 2 Tahun Tak Kunjung Selesai


Seorang warga mengeluhkan proses pengerjaan e-KTP yang ada di daerahnya.

Warga Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, Riau itu pun mengunggah insiden yang ia alami di tempatnya mengambil e-KTP ke Facebook, Kamis (25/1/2018).

Awalnya pengguna akun Helvita Lova itu heran karena sudah cukup usang menunggu untuk mengambil e-KTPnya, namun tak kunjung dipanggil.

Ternyata, saat ia memprotes secara pribadi beberapa petugas, dirinya tak sengaja mengetahui penyebab lamanya pengerjaan e-KTP, yang dilontarkan pribadi oleh sang petugas.

"Apa SOP-nya?" tanya si perempuan di balik kamera yang merekam.

"E-KTP enggak ada SOP-nya, Bu," jawab seorang karyawan yang meladeni protesnya.

Selain itu, sederet hal yang ditunjukkan melalui perilaku para petugas dalam melayani warga juga menjadi persoalan untuk Helvita.

Hal tersebut termasuk bahaya yang disampaikan petugas untuk tidak mencarikan KTP Helvita dan lain sebagainya.

Dalam unggahannya, Helvita juga menyematkan tangkapan layar SOP Informasi Pembuatan KTP Baru dan Penggantian dari laman Disdukcapil.

Berikut ini unggahan lengkap dari Helvita, yang telah menjalani proses perekaman e-KTP 2 tahun sebelum alhasil dapat diambil:

"Ternyata pembuatan KTP-el atau e-KTP di Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru Riau ini tidak ada SOP nya. Pantasan saja tidak terang kapan siapnya.

Di video ini kita udah nunggu-nunggu, memang belum usang sih, tapi saya perhatikan kok yang dipanggil-panggil itu ialah orang2 yg melaksanakan perekaman e-KTP, kemudian ada juga yang pelaporan KTP hilang, ada juga yang mau mengubah data, dan ada juga yang mengambil KTP (karena sudah pada di-SMS) sama menyerupai saya.

Karena pengerjaannya yang semberaut begitu saya protes, sebab yang mau ambil KTP di situ paling 10-15 orang, kok usang kali nunggunya. Banyak alasan petugas-petugasnya.

1. Lagi dicari, banyak KTP orang ini yang mau dicari (mereka jawab ketus-ketus)

2. Sabarlah nunggu, yang lain juga sudah pada nunggu lama. Padahal mereka nyarinya santai-santai, lelet, KTP berantakan di mana-mana.

3. Alat (perekam) cuma 1 jadi pengerjaannya bebarengan semua di 1 tempat dan pada orang yang sama. Padahal pengambilan KTP tidak perlu ada perekaman lagi kan. Cuma yang daftar yang perlu perekam.

Harusnya dapat dibentuk terpisah, 1 tempat untuk perekaman, 1 untuk pengambilan, 1 lagi untuk pelaporan KTP hilang atau lainnya.

Perasaan dulu begitu, terbagi-bagi, kini kok malah disatuin, jadi di situ orang ngantri, ambil di situ orang antri, mau daftar di situ orang mau melapor, mending bila ruangan lebar.

Ruangannya kecil sekali, bila ada yang sesak napas ataupun asma dapat pribadi kambuh dah.

Kembali ke video lagi, itu ibu-ibu yang di video mungkin sudah kesal dengar protes saya terus dari kemarin, jadi malah ngancam KTP saya tidak akan dicarikan. (Boleh ya gitu).

Trus ada lagi perempuan masih muda yang di sebelah ZAKI sok selfie-selfie kepedean pas ada kamera, ia pikir orang murka main-main. Pakai program ngomporin lagi.

Terus ada juga ibu-ibu yang duduk di ruangan beling sebelah juga teriak-teriak bilang "jangan carikan KTP dia, udah untung di-SMS malah kini protes-protes lagi, udah uang SMS gak dikasih-kasih.

Hello ibu (yang tidak saya tahu namanya), SMS itu kewajiban kalian dan sudah janjinya kan bila siap di-SMS, uang SMS kan bukan urusan kita. Cape deh.

Nah ibu-ibu yang di ruang beling sebelah terang-terangan nyuruh ZAKI dan petugas 1 lagi untuk memanggil nama "kenalannya" supaya dipanggil dahulu, dengan alasan "kenalannya" itu juga sudah di-SMS, jadi tidak ada yang salah bila dipanggil pribadi untuk perekaman KTP. Ada yang oke dengan ibu itu?

Enak dong bila kenal dengan ibu itu, dapat langsung-langsung aja diurusin.

Kaprikornus sehabis menunggu 2 jam, KTP-el saya "ketemu", dan saya dapat bawa tuh KTP pulang, tapi dengan catatan:

KTP BELUM AKTIF, HARUS DATANG LAGI KE KANTOR CAMAT TERSEBUT UNTUK PENGAKTIFAN KARTU-KARTU.

#ohTuhan masih belum kelar ternyata.

Oh ya, ada juga ibu-ibu di sebelah saya, dulu ngurus KTP-el barengan sama suami, kini yang ada cuma KTP suami

KTP ia gak nemu, dipaksa cari sama si ibu sebab ia capek bolak-balik, belum lagi ninggalin anak kecil.

Kaprikornus hingga saya pergi dari situ, ibu ini belum mau pergi sebab KTP ia belum ketemu.

Berharap pemerintah peduli dan dapat mencari jalan keluar untuk persoalan menyerupai ini, lebih tepatnya persoalan yang sudah usang menyerupai ini.

Nb: Itu petugas yang namanya Zaki, sehabis KTP saya ketemu, pribadi difoto KTP saya, dan wajah saya juga ia foto.

Mau ia #viralkan KTP dan muka saya ya silakan, semoga semua orang tahu, saya yang buat rusuh sehabis nunggu 2 tahun KTP gres siap, itu pun sehabis diprotes," tulisnya, yang hingga isu ini diturunkan telah dibagikan lebih dari 7 ribu kali.