Laki-Laki Bermata Jahitan Jalan Kaki Dari Tomang Ke Blok M Biar Dapat Masuk Islam


Man jadda wajada. Barangsiapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan dapat. Nampaknya peribahasa ini layak buat siapapun dan dalam kondisi apapun. Tak terkecuali bagi Stefanus yang ingin sekali masuk Islam.

Kesungguhan Stefanus tersebut dikisahkan oleh pendiri Mualaf Center Indonesia Steven Indra Wibowo.

"Atas izin Allah, tadi bertemu dengan seseorang yang luar biasa dengan kebutuhan khusus, namanya Stefanus," kata Steven beberapa waktu lalu.

Kata Steven, Stefanus mencari Mualaf Center hingga di sekretariat. Karena tutup, maka Stefanus mencoba sms Steven yang awalnya Steven sendiri kurang paham alasannya yakni bahasanya, namun jadinya hingga juga Stefanus di kantor Steven di Blok M Plaza.

"Beliau bercerita dengan sangat terbata-bata, satu demi satu kata, satu demi satu abjad saja bisanya, alasannya yakni dulu ketika kecil kecelakaan, sisa jahitan di matanya sanggup terlihat seberapa keras ia terbentur sehingga motoriknya terganggu," kisah Steven.

Steven sangat merasa bersalah alasannya yakni ia tidak tahu dan meminta Stefanus ke tempatnya. "Ia berjalan kaki dari Tomang hingga ke Blok M, semoga Yang Mahakuasa mengampuni saya, dan alasannya yakni semangat ia ingin ber Islam maka ia jalan," ungkap Steven.

Stefanus sudah ke beberapa masjid sebelumnya untuk bersyahadat namun ditolak alasannya yakni bicaranya yang kurang terang sehingga sulit dipahami.

"Saya pun agak galau awalnya, alhamdulillah Yang Mahakuasa berikan adik bungsu saya tunarungu sehingga Yang Mahakuasa ajarkan saya sedikit ilmu bahasa arahan untuk komunikasi dengan mereka," ujar Steven.

Bermodalkan semangat dan Stefanus berkali-kali menyampaikan depan Steven dan associatenya brother Ridhoka bahwa Stefanus hanya mau berislam, dan menjadi muslim.

"Hal itu mendorong ia berjalan lebih dari 10 kilometer tadi siang, sungguh nikmat Yang Mahakuasa atas hidayah ini sangat mahal, susah payah mereka mendapatkannya hanya biar mereka sanggup diterima Yang Mahakuasa sebagai seorang muslim," tutur Steven.

Steven jadi mencar ilmu dari seorang mualaf ibarat Stefanus dengan segala keterbatasannya ia mengajarkan arti iktikad dalam Islam.