Cinta mestinya membawa tenang bagi manusia. Tapi atas nama cinta, orang juga dapat menjadi sangat gelap mata dan rela melaksanakan apa pun.
Ya, apapun, termasuk menghabisi orang yang katanya sangat dicintai!
Cinta memang adakala berakhir dengan ironi.
Seperti yang dialami gadis ini.
Mahasiswi kedokteran ini menghembuskan nafas terakhir di tangan laki-laki yang mengaku sangat mencintainya.
Peluru tajam yang meletus dari sebuah pistol yang dilesakkan seorang laki-laki yang menyukainya itu mengakhiri hidupnya.
Mahasiswi anggun berjulukan Aasma Rani meninggal sehabis ditembak oleh Mujahidullah Afridi, laki-laki yang ia tolak lamarannya.
Seperti disadur dari Independence, Mujahidullah Afridi yaitu laki-laki dengan latar belakang politik yang kuat.
Peristiwa mengenaskan itu terjadi di Pakistan.
Sebelum meninggal, Aasma terus-menerus menyebutkan nama pembunuhnya.
Insiden terjadi pada 27 Januari sore saat Rani datang di Kohat bersama iparnya.
Di sana ternyata ada Mujahid yang telah menunggunya.
Mujahid pribadi menembak Rani tiga kali.
Meski Rani pribadi dilarikan ke rumah sakit, ia meninggal keesokan harinya.
Mata Rani hampir tidak dapat terbuka sebelum kematiannya.
Namun ia masih berusaha besar lengan berkuasa untuk memberikan sesuatu dalam video.
Dalam video Rani menyebutkan bahwa Mujahidullah Afridi yaitu laki-laki yang menembak dirinya.
Keluarga Rani menduga Mujahidullah dendam pada Rani alasannya yaitu ia menolak lamarannya.
Mujahid bahkan sempat menyergap Rani di bersahabat rumahnya.
Namun, keluarga Rani khawatir polisi akan memanipulasi kasusnya alasannya yaitu Mujahid mempunyai kekuatan politik di belakangnya.
Mereka hanya dapat berharap polisi dapat menegakkan keadilan.
Ketika pertama kali melaporkan masalah penembakan itu, abang Rani, Muhammad Irfan menyebutkan dua nama abang beradik sebagai pelaku, yaitu Mujahidullah Afridi dan Sadiq Ullah.
Ullah berhasil diciduk di Kohat sementara Mujahidullah belum ditemukan.
Mujahidullah dikabarkan melarikan diri pada malam ia melaksanakan penembakan.
Polisi pribadi melacak keberadaannya sehabis ia dikabarkan melarikan diri ke Saudi Arabia.
Simak kata-kata terakhir Rani dalam video berikut: