Seorang wisatawan absurd asal Selandia Baru menerima perlakuan tak pantas dari pegawai hotel tempatnya menginap.
Wanita pengguna akun Facebook Aneta Baker itu pun merekam percakapannya dengan si pegawai hotel dan mengunggah videonya, Jumat (2/2/2018).
Dari keterangan yang ia tuliskan, duduk perkara berawal ketika ada kesalahpahaman antara pihak suatu hotel di Bali dan Anita serta teman-teman yang menginap dengannya.
Hal itu membuatnya harus membayar lebih, sehingga ia meminta pengembalian uang (refund).
Namun, pegawai hotel yang berbicara padanya menyebutkan bahwa hal tersebut sulit untuk diproses.
Pria itu pun menunjukkan uang dari dirinya pribadi dan menyampaikan bahwa pihak hotel tidak akan mengembalikan uang Aneta.
Rupanya usulan tersebut diberikan dengan usulan yang lain, yakni seks oral untuk memuaskan pegawai hotel tersebut.
Respon yang Aneta berikan pun sepertinya tidak sesuai dengan impian laki-laki mesum tersebut.
"Menurutku kau seharusnya sama sekali tidak menunjukkan hal tersebut. Satu, itu tak etis. Dua, tak profesional. Tiga, saya sudah bilang bahwa saya sudah menikah," kata Aneta.
Aneta juga menyatakan bahwa usulan tersebut membuatnya merasa dilecehkan dan ingin menampar si pegawai hotel, meski tak ia lakukan.
"Sungguh menggelikan. Aku merasa dilecehkan walaupun kau cuma menawarkan," ujar Aneta.
"Aku ingin menamparmu, meneriakimu," tambahnya.
Berikut unggahan lengkap Aneta, yang telah Tribun-Video.com terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.
"Peringatan. Ini terjadi padaku di malam terakhirku di Bali, tapi saya sanggup menjamin kalau saya bukan orang pertama yang mengalami ini.
Kepercayaan dirinya sangat menyebalkan, dari situ saya tahu kalau banyak perempuan lainnya yang telah ia perlakukan ibarat itu.
Kencangkan volume suaranya! Dengarkan apa yang ia katakan pada detik 0:09, terdengar lirih tapi saya menangkapnya!
Aku: Makara kau ingin saya memberimu apa?
Dia: *sesuatu yang tak pantas*
Ya, saya mendengarnya di video!
Meskipun saya sangat menyayangi Bali, dan akan kembali lagi ke situ secepatnya, ini kenyataan...
Di malam terakhir dikala saya dan teman-temanku akan check out, saya menanyakan refund sebab dibebani biaya satu malam, padahal saya tak berada di hotel pada malam itu.
Namun, itu hanyalah kesalahpahaman dikala saya memesan kamar, sehingga saya ingin tahu pilihan apa yang diberikan padaku.
Dua temanku keluar merokok ketika saya sedang membicarakan hal ini.
Aku terkejut pada orang ini, yang mempunyai wewenang di hotel tempatku menginap, yang menunggu sampai saya sendirian, kemudian menunjukkan refund asal saya memberinya sesuatu.
Aku pun menjawab, "Bagaimana jikalau sebuah senyuman dan terima kasih?" yang dibalas olehnya dengan, "Bagaimana jikalau ... *sesuatu yang tak pantas*."
Makara saya belakang layar merekam laki-laki ini!
Ini sanggup terjadi pada siapa pun, saya mengunggahnya sebagai bentuk peringatan!
Aku perempuan yang kuat, tapi bagaimana jikalau sebaliknya? Aku tak tahu apa yang terjadi jikalau yang di posisiku adalah...
Orang yang pernikahannya sedang goyah, orang yang sangat membutuhkan uang itu, gadis kecil yang dipaksa untuk mendapatkan tawarannya atau orang yang terpaksa mengiyakan sebab takut dengan wewenang laki-laki tersebut atas hotel ini.
Aku tidak akan membiarkan sikap ini berlanjut, saya berbicara pada atasannya yang tidak mempunyai sangkut paut dengan tindakannya.
Lalu saya memaksa untuk berbicara dengan pimpinan tertinggi dan tak mengalah meski diremehkan dalam dialog selama hampir satu jam.
Ini bukan cerminan dari hotel tersebut, saya bahagia menginap di situ, jadi saya tidak menyebutkan nama hotelnya dan tidak berniat mempermalukan hotel itu.
Ini murni kesalahan pribadi laki-laki itu dan para pegawai lain yang jelas-jelas mengetahui perilakunya namun tidak menghentikannya dan tidak membantuku untuk mengadukannya pada pimpinan hotel.
Bos besar yang juga general guest services manager hasilnya dipanggil, dan beliau kaget sama sepertiku, ketika mengetahui bahwa pegawainya melaksanakan hal ibarat itu.
Ini juga pertama kalinya ia mengetahui adanya insiden itu di hotelnya.
Pemimpin hotel itu pun sangat merasa bersalah dan meminta maaf serta menyampaikan bahwa pegawainya yang melecehkanku akan eksklusif dipecat besok.
Aku juga menunggu untuk dikabari wacana pemrosesan insiden ini dan meminta untuk terus dilibatkan di dalamnya.
Tidak ada yang pantas mengalami hal ini, dan saya cukup bahagia itu terjadi padaku, sehingga saya sanggup menyuarakan keluhan ini, mewakili mereka yang takut untuk bersuara.
Saudaraku, saya di sini untukmu, dan untuk calon korban sesudah aku, saya bahagia hal ini tidak akan terjadi padamu!
Waspadalah terhadap orang-orang di luar sana, bahkan pada mereka yang memilki kiprah dan kiprah terhormat, yang menyalahgunakan wewenangnya!
(Meskipun banyak juga orang-orang terhormat di luar sana yang tidak memanfaatkan wewenangnya, tapi untuk menolong orang lain dan mengubah dunia menjadi lebih baik juga! Untuk orang-orang itu, saya ucapkan terima kasih!).
Saudara-saudara perempuanku, kau tahu, jikalau ada hal yang salah, kau tidak dihentikan untuk bicara terus terang!
Saudara-saurada laki-lakiku, jikalau kau mendengar hal semacam ini, belalah perempuan yang menjadi korban, bersuaralah dan lawan!
Untuk semuanya, jadilah tegas dan berani, kau berharga dan tidak sepantasnya berada di situasi ini atau ditawari hal semacam itu!
Bicaralah! Jangan takut! Aku mendukungmu!" tulis Anita.